Sunday, November 25, 2007

Pasar Industri Kosmetika dan Toiletries di Indonesia

by Wahyuana

Industri kosmetika dan toiletries seperti tak mengenal krisis. Ketika terjadi krisis ekonomi tahun 1998-1999 di Indonesia, yang menyebabkan turunnya semua pangsa pasar kebutuhan produk industri, pasar kosmetika dan toiletries tetap tumbuh. Hal ini karena kosmetika tak lagi hanya sekedar menjadi kebutuhan gaya hidup, tetapi telah menjadi salah satu kebutuhan pokok masyarakat modern. Orang tak lagi merasa bersih, kalau mandi tanpa menggunakan sabun dan keramas memakai shampo. Demikian juga orang tak lagi akan percaya diri, jika keluar rumah dan bergaul dengan teman-temannya tanpa menggunakan parfum atau deodorant.

Demikian juga kebutuhan akan toiletries terus tumbuh meningkat. Dengan jumlah penduduk 250 juta jiwa, potensi pasar kosmetika dan toiletries Indonesia masih sangat besar dan potensial.
Tak heran pertumbuhan pasar kosmetika dan toiletries di Indonesia tiap tahun tumbuh cukup stabil, berdasarkan data sejumlah lembaga riset pasar, diperkirakan tumbuh sekitar 15-20% per tahun. Data dari Perkosmi (Persatuan Perusahaan Kosmetika Indonesia) memperkiraan omset pasar kosmetika dan toiletries tahun ini sekitar Rp. 18 trilyun. Tahun depan diperkirakan jumlahnya akan tumbuh sekitar 20% atau akan mendekati sekitar Rp. 22 trilyun. Dari jumlah itu, omset terbesar disumbangkan oleh pasar produk-produk toiletries yang menguasai hampir 75% dari pasar industri kosmetika dan toiletries, atau omsetnya sekitar Rp. 13 trilyun di tahun 2007 ini. Sedangkan produk-produk kosmetika menyumbang 25% dari omset, atau sekitar Rp. 5 trilyun di tahun 2007 ini.

Jumlah perusahaan kosmetika dan toiletries di Indonesia saat ini, menurut data Perkosmi, sekitar 744 perusahaan berskala besar, menengah dan kecil. Dari total jumlah perusahaan kosmetik dan toiletries yang tergabung dalam Perkosmi itu, sekitar 500 perusahaan di antaranya berskala Usaha Kecil Menengah. Banyaknya jumlah perusahaan ini, karena memang kebutuhan pasar kosmetik domestik yang besar, yang sebagian besar masih dipenuhi oleh produk-produk dari perusahaan-perusahaan lokal... more...

Published at JIEF Magazine