Thursday, February 09, 2017

Saiful Botak, Sebuah Kisah Sukses Bersama Thamrin City


Pusat Batik Nusantara Thamrin City (Foto: beritasatu.com)
Jakarta – Kisah Saiful Batik Madura, atau sering dipanggil juga dengan Saiful Botak, yang berhasil mengembangkan bisnisnya dari 1 kios menjadi 5 kios dalam 7 tahun berjualan batik di Pusat Batik Nusantara (PBN) Thamrin City adalah sebuah kisah inspirasi luar biasa. 

Pada tahun 2009, Saiful CH yang berasal dari Desa Tanjungbumi, Tanjungbumi, Bangkalan, Madura, berangkat ke Jakarta dengan modal sekarung kain batik tulis dari ibunya. “Saya terprovokasi setelah melihat buku orang Jepang tentang seni Batik Indonesia. Kok, orang Jepang lebih pandai batik daripada saya, yang turun-temurun kakek nenek saya semuanya pembatik. Saya kemudian keluar dari kerja di tambang, karena kemudian pengin berdagang batik,” ujar Saiful yang plonthos total ini. 

Sesampai di Jakarta ia bingung, mau dikemanakan batiknya? Ia tak punya pengalaman berdagang. Beruntunglah, ia kemudian menemukan gedung Trade Mall Thamrin City, di Tanah Abang, Jakarta Pusat, yang baru mulai operasi. “Masih sepi malnya, saya pedagang pertama yang jualan batik di Lantai Dasar,” tambahnya.

Ia bagikan gratis sekarung batiknya kepada para pedagang di dekat lapaknya. Ia sama sekali tidak menyangka, setelah beberapa bulan, ternyata batiknya laku keras. Para pedagang meminta tambahan lagi. Ia pun kemudian meminta kiriman batik tambahan dari rumahnya di Bangkalan, karena memang ibunya merupakan juragan batik di Bangkalan, namun selama itu mereka tak pernah membayangkan pasar luar daerah, hanya memenuhi pasar lokal saja.

“Tahun 2010 – 2011 menjadi momentum yang baik, karena mal Thamrin City kemudian membuat program Pusat Batik Nusantara disini, pedagang batik menjadi semakin banyak disini, membuat pengunjung semakin ramai, dan ada banyak sekali program promosi batik. Kebetulan, diluar juga ada isu seni batik mau dicuri Malaysia, wah orang-orang kembali jadi perhatian sama batik, omset melonjak cepat,” ujar Saiful Botak. 

Dalam satu setengah tahun sejak memulai usaha, ia sudah bisa membeli kiosnya sendiri, bahkan menambah kios lagi.

Bermerek Batik Madura, batik produksi Saiful beragam, dari batik tulis hingga batik printing. Dari yang masih berupa lembaran kain, hingga yang sudah menjadi pakaian jadi. “Ada sekitar 3.000 pengrajin batik di Tanjung Bumi, ini hasil produksi mereka. Karena saya harus menghidupi banyak orang (karyawan dan pengrajin), disini tidak boleh ngutang,” ujarnya serius dari kiosnya di Lantai Dasar 1 Thamrin City, Senin (6/2).

Saiful merupakan salah satu pedagang batik kreatif. Berbagai produksi kreasi batiknya telah dikemas sesuai perkembangan zaman dan trend pasar. Di kiosnya, selain menjual batik formal lengan pendek dan lengan panjang bagi laki-laki, juga beragam batik untuk kaum perempuan dalam bentuk gamis, blues, dress, daster, rompi, hingga pakaian anak-anak. Ia pun tak mahal membagi ilmunya tentang ragam dan jenis batik di Indonesia, dan karakter khas Batik Madura yang biasanya berwarna kuat dan bertema lukisan tentang flora – fauna. Khas batik pesisiran. Banyak tokoh dan selebriti telah berfoto memakai batiknya, dari Ani Yudhoyono, Marzuki Alie, Presiden Jokowi, hingga artis dan turis dari Jepang dan Eropa. 

Dari kiosnya, ia menjual batik baik dalam skala eceran hingga grosiran. Satu lembar kain batik tulis dijual beragam dari Rp 500 ribu – 8 juta tergantung kualitas. Sedang pakain batik printing berupa pakaian jadi dijual beragam Rp 50 ribu – 550 ribu per potong. Pelanggan grosirnya dari Surabaya, Medan, Aceh, Kuala Lumpur, Bali, dan Makassar. “Tapi porsi terbesar dari para pekerja kantoran di Jakarta. Mereka kalo beli batik borongan,” ujarnya.

Menurut Saiful Botak, kemajuan bisnisnya tak lepas dari bantuan keseriusan TM Podomoro membangun Pusat Batik Nusantara di Thamrin City, yang kini merupakan pusat batik nusantara terbesar di Indonesia. 

“Harus diakui TM Podomoro sangat berjasa pada kami, mereka seringkali membuat program promosi batik, sehingga PBN menjadi semakin dikenal. Kini, sudah 20 sentra batik di Indonesia yang membuka kiosnya disini, tidak hanya Batik Madura. Itu membuat PBN sangat ramai. TM Podomoro bahkan sampai menjemput sendiri para pengrajin batik ke daerah-daerah agar mau berjualan disini. Karena sebagian besar pembatik kita itu, sudah cukup puas berjualan buat tetangga kanan-kirinya saja. Lha, gimana kita mau bersaing dengan Malaysia yang sudah sangat maju cara berdagangnya. Makanya kami sangat terima kasih kepada TM Podomoro yang telah membuat PBN. Tahun 2017 ini berusia 7 tahun, semoga akan bertahan hingga 70 tahun kedepan,” ujar Saiful semangat. 

Manager Public Relation Thamrin City, Sindiwaty Mastra, mengatakan Saiful Botak pemilik kios Batik Madura memang merupakan salah satu pedagang pioner yang berjualan batik di Thamrin City. “Ya kami berkembang bersama. Tumbuh bersama. Usaha Pak Saiful semakin maju seiring dengan semakin berkembangnya PBN, yang kini telah mengkoleksi hampir semua sentra batik dari seluruh penjuru Nusantara,” ujar Sindiwaty Mastra, Senin (6/2). ***

Wahyuana

TM Plaza Kenari Mas: Surga Berburu Kunci, Lampu Kristal, dan Sanitari


Trade mall Plaza Kenari Mas (Foto: pegipegi.com)
Jakarta – Setelah direnovasi oleh TM Agung Podomoro pada 2014 lalu, Trade Mall Plaza Kenari Mas, di Jalan Kramat Raya, Salemba, Jakarta Pusat, kini menjadi pusat pertokoan yang tidak hanya nyaman untuk belanja, tetapi juga untuk jalan-jalan dan destinasi hang-out. 

Lorong-lorong mal selain bersih dan tertata rapi, AC-nya juga selalu terjaga dingin. Jauh, dari kesan pusat pertokoan barang material dan peralatan teknik yang cenderung kotor, berdebu, dan banyak barang bertebaran tak terurus. 

“Sekarang saya jadi kerasan kerja disini. Dulu pengap,” ujar Sandi, karyawan di salah satu toko lampu kristal dan lampu hias di Lantai LG. 

Trade mall ini spesialis menjual produk-produk elektrik, elektronika, sanitari, safety & security, lighting, dan lain-lain. Surga bagi kamu yang tengah berburu barang-barang seperti aneka jenis kunci untuk rumah hingga pergudangan, aneka jenis lampu kristal dan lampu hias, produk-produk sanitari seperti kran dan shower mandi, alat-alat dapur seperti kompor gas dan alat masak lain, alat rumah tangga, handle pintu, pompa air, kabel-kabel, selang, AC, alat pembersih rumah tangga, eletronik dan gadget, dan juga produk-produk peralatan teknik. 


Menempati gedung 9 lantai, 6 lantai sudah beroperasi, 3 lantai diatas masih dalam perbaikan. Dihuni sekitar 300 kios setiap lantai, kini sekitar 2.000 kios membuka usaha di mal ini. Baik melayani pembelian eceran maupun belanja grosir. “Rata-rata jumlah pengunjung pada 2016 25.000 – 30.000 per hari. Tahun ini, ditargetkan meningkat 30 persen antara 35.000 – 40.000 per hari,” ujar Marketing Manajer Plaza Kenari Mas, Michael Wijaya.


Selain penjualan reguler, juga hampir setiap pekan digelar bazaar dan program diskon besar-besaran untuk produk-produk tertentu. Seperti saat kami kunjungi pada Sabtu (4/2), di Hall Pameran Plaza Kenari Mas, Lantai LG, sedang digelar bazaar dan pameran produk-produk kunci berbagai jenis, bentuk, ukuran, dan spesialisasi penggunaanya, dari kunci merek Paloma. Bazaar yang berlangsung hingga 2 pekan itu, menawarkan diskon hingga 60 persen untuk beberapa jenis kunci. Kunci merek Paloma sangat terkenal di dunia dan paling dicari.


Kios lain di Lantai LG, seperti Depo Listrik yang menjual segala peralatan jaringan listrik mulai stop kontak, kabel, lampu, hingga isolator. Kios Cahaya Terang yang spesialis menjual berbagai bentuk lampu kristal dan lampu hias untuk ruangan. Kios Mega Cetro menjual berbagai jenis dan ukuran kabel. Kios Rahayu menjual berbagai jenis peralatan dari bahan karet (rubber). Kios Cozy Home menjual berbagai desain lampu kristal dan lampu hias.

Di Lantai 1, terdapat kios Phillips yang menjual semua bentuk lampu LED merek Phillips. Kios Goldstar Hardware, Depo Kunci, dan Gerai Kunci, yang ketiga-nya menjual berbagai bentuk dan jenis kunci, terutama kunci-kunci merek Paloma dan Goldstar. 

Di Lantai 2, salah satu kios yang selalu ramai yakni kios Mitra Panel Surya yang menjual berbagai peralatan dibidang penyediaan listrik tenaga surya. Sedangkan di Lantai 3, terdapat supermarket berbagai barang elektrik dan sanitari yakni Ikkimura Super Store. Di Ikkimura ini berbagai peralatan kamar mandi dan alat rumah tangga seperti kran, shower, dudukan toilet, handel pintu, alat pembersih ruang, AC, dan lain-lain ditawarkan dengan harga miring.  

Sedang di Lantai 4 terdapat Plaza Kenari Mas Foodcourt yang cukup ramai, dan layak untuk tempat nongkrong maupun untuk lokasi meeting bersama kolega bisnis. Terdapat sekitar 20 kios makanan yang menjual berbagai jenis masakan nasional di dalam area foodcourt. Separuh lantai ini, sedang diperbaikin untuk perluasan area foodcourt. “Jadi, masih tersedia ruang bagi yang ingin berbisnis kuliner disini, ramai lho,” staf marketing Plaza Kenari Mas. 

Terletak di lokasi yang strategis, yakni di Jalan Kramat Raya, Salemba, trade mall ini gampang ditempuh dari seluruh penjuru Jadebotabek. Berada di dekat jalur busway, pengunjung bisa naik busway dan turun di Halte Pasar Kenari, kemudian jalan kaki sekitar 50 meter ke halaman Plaza Kenari. Pengunjung juga bisa naik kendaraan umum Mikrolet Nomor 01 jurusan Kampung Melayu – Pasar Senen dan kemudian turun tepat di Halte Pasar Kenari. 

Brand-brand terkenal seperti TOTO (alat sanitari), Phillips (lampu LED), Samsung (gadget dan AC), Osram (lampu LED), Ariston (alat rumah tangga), Panasonic (lampu & AC), American Standard (alat rumah tangga), Artolite, Everlight, Nero, Krisbow, Megaman, dan lain-lain, dapat ditemui disini.

“Pembelinya tidak hanya dari Jakarta, tetapi juga dari berbagai kota di Indonesia. Baik untuk pembelian eceran maupun grosir. Kadang juga ada orang dari Malaysia, Singapura, China, Korea, dan Australia yang belanja kesini. Pada beberapa produk, harga kami disini jauh lebih murah,” ujar salah seorang pedagang di Plaza Kenari Mas. ***

Wahyuana

HUT ke-7, Pusat Batik Nusantara Thamrin City Jadi Barometer Batik Nasional


Trade mall Thamrin City (Foto: thamrincity.co.id)
Jakarta – Memasuki usianya yang ke-7 Pusat Batik Nusantara (PBN) Thamrin City, Jakarta Pusat, kini semakin berkembang menjadi barometer industri batik nasional. Perkembangan trend, mode, dan sentra distribusi batik nasional kini mengikuti pada perkembangan pasar di PBN. 

“Sebelum produksi, produsen kini akan melihat dulu mode dan trend pasar di PBN,” ujar Saiful CH, pemilik kios Batik Madura, di Lantai Dasar, Thamrin City. Menurut Saiful, tersedianya koleksi batik yang semakin banyak dalam satu di Pusat Batik Nusantara, membuat pedagang dan produsen mempunyai referensi batik dalam memilih ceruk pasarnya. 

“Dulu tidak ada tempat seperti ini, sehingga industri batik lambat berkembang,” ujar Saiful, pedagang sekaligus pengrajin batik asal Tanjungbumi, Bangkalan, Madura. Di 5 kiosnya di trade mall Thamrin City, tersedia ribuan corak dan warna batik pesisiran gaya Madura. 

Menurut Sindiwaty Mastra, manager hubungan masyarakat Thamrin City, Pusat Batik Nusantara kini dihuni sekitar 1.400 kios dan lapak batik, menjadikannya sebagai pusat perdagangan batik terbesar di Indonesia. Baik untuk perdagangan eceran maupun grosir. Kini lebih 20 sentra batik di berbagai daerah di Indonesia telah membuka kios di trade mall yang berada dibawah manajeman TM Agung Podomoro ini. Diantaranya dari batik Pekalongan, Batang, Yogyakarta, Bantul, Solo, Klaten, Sragen Lasen, Pati, Jepara, Cirebon, Ciwaringin, Betawi, Bogor, Garut, Bandung, Sidoarjo, Tulungagung, Nusa Tenggara Timur, dan Papua.

“Kami mendatangi langsung sentra-sentra batik di daerah-daerah di Indonesia dan mengajak agar mereka mau membuka kios di Thamrin City. Karena kebanyakan pengusaha batik masih berpola bisnis tradisional yang merasa cukup berdagang batik di tingkat lokal, sehingga kami harus jemput dan memberi pengertian perlunya punya etalase di Jakarta,” ujar Sindiwaty.

Untuk merayakan hari ulang tahun Pusat Batik Nusantara ke-7, trade mall Thamrin City, menggelar berbagai rangkaian kegiatan selama 4 – 6 Februari 2017, bertajuk “Bianglala Batik Nusantara.” Diantaranya bazaar batik selama 3 hari dengan harga termurah hingga Rp 30.000; parade membatik dan edukasi batik untuk anak-anak; peragaan busana batik Carnaval on The Street di area car free day Bunderan HI; peragaan busana batik Carnaval on The Stage di hall Thamrin City, dan pentas tari kolosal Bianglala Nusantara. 

Puncak acara pada 6 Februari 2017 dimerihkan dengan hiburan musik Kangen Band, atraksi membatik oleh 60 pembatik tradisional, dan pemberian hadiah sepeda motor bagi pembelanja batik dengan jumlah terbesar pada hari 6 Februari 2017. Bekerjasama dengan Yayasan Agung Podomoro Land (APLN), juga dilakukan berbagai kegiatan CSR dan bhakti sosial donor darah pada 5 Februari 2017 dengan Palang Merah Indonesia cabang Kota Sukabumi.

Puncak acara pada 6 Februari 2017 di Hall Thamrin City juga dihadiri Asisstant Vice President Marketing Trade Mall Agung Podomoro, Ho Mely Surjani; CEO Thamrin City, Glen Hendra Gunadirdja; dan jajaran direksi dan manajemen Thamrin City. Dalam kata sambutannya, Glen Hendra Gunadirdja, mengatakan,” Thamrin City yang berlokasi strategis di pusat kota Jakarta sebagai pusat bisnis dan perdagangan akan mempermudah dan mendekatkan interaksi pengrajin yang beragam dari Nusantara dengan konsumen batik di Jakarta sampai Indonesia bahkan dunia.”

Mengusung tagline ‘Ingat Batik, Ingat Thamrin City’ Pusat Batik Nusantara merencanakan akan terus memperluas pasarnya dengan mengajak sentra-sentra batik dan UKM batik di seluruh Nusantara untuk membuka etalase produknya di Thamrin City. Kemudahan akses transportasi menuju Thamrin City yang dapat ditempuh dari berbagai penjuru di Jabodetabek, akan mempermudah pengunjung mengakses etalase batik terbesar di Indonesia ini.

Menurut Saiful CH, sebagai salah satu pedagang dan pengusaha batik yang pertama kali membuka kios di Thamrin City, berdagang batik di Thamrin City sangat menguntungkan. Sekitar 7 tahun dia berdagang disini, kiosnya kini telah berkembang menjadi 5 kios batik. 

Melayani bisnis eceran maupun penjualan grosir, Saiful CH setiap bulan mampu mengirim hingga ratusan kodi label Batik Madura ke berbagai kota di Indonesia dan luar negeri, seperti Medan, Banjarmasin, Makassar, Singapura, dan Kuala Lumpur. “Kebanyakan batik tulis,” ujarnya. ***

Wahyuana

Sunday, February 05, 2017

Pasar Tasik Thamrin City, Pusat Fashion Muslim Terbesar di Asia Tenggara


Pasar Tasik Thamrin City (Foto: shopaholicandlife.blogspot.com)
Jakarta – Bisnis kerudung, jilbab, pasmina, baju koko, kaftan, gamis, dan jenis-jenis fashion muslim lain, ternyata sangat menggiurkan. Omsetnya miliaran rupiah. 

Apalagi Indonesia adalah negara muslim terbesar di dunia, yang dunia fashion muslimnya, terutama fashion muslim wanita, disukai masyarakat muslim negara lain. Setidaknya, itu tergambar di pusat fashion muslim Pasar Tasik Thamrin City, Tanah Abang, Jakarta Pusat. 

Berkarung-karung pakaian muslim berbagai corak dan jenis, setiap hari di-packing dan dikirim dari Pasar Tasik Thamrin City ini, ke berbagai kota di Indonesia dan negara Asia Tenggara. Yessy misalnya, pemiliki salah satu kios di Lantai 5, trade mall Thamrin City, ini mengaku setiap bulan mengirim 5 karung besar, berisi sekitar 1.000 potong berbagai jenis pakaian dan asesoris muslim ke Kuala Lumpur, Malaysia. 

Ia, juga melayani ke koleganya di Brunei, Singapura, dan berbagai kota besar di Indonesia. “Baru dua tahun ini, bisa rutin setiap bulan kirim. Dulu berdasarkan pesanan saja. Kini, pasarnya sudah terbentuk,” ujarnya mantap. Ia mengaku, setiap bulannya mengantongi omset penjualan hingga sekitar Rp 2 miliar dari kiosnya di Thamrin City dan Pasar Tanah Abang. 

Mengembangkan label sendiri, ia memproduksi kerudung, jilbab, dan pasmina, dengan kreatifitasnya sendiri. Setiap produknya menggunakan bahan kain katun berkualitas. Ia kemudian menggabungkan kerudung produknya, dengan kaftan dan gamis yang ia beli dari pedagang lain, dan kemudian digabungkan jadi satu paket pakaian muslim wanita lengkap. Harganya bervariasi, berkisar Rp 150 ribu.

Demikian juga dengan Maymun Collection, kios pakaian muslim di Lantai 1, Thamrin City, ini menyediakan berbagai corak dan jenis pakaian muslim, terutama wanita. Rata-rata dijual Rp 100 ribu – 450 ribu untuk sepaket kaftan lengkap dengan jilbab, kerudung, atau pasmina. Pelanggannya dari Malaysia, Brunei, dan Singapura, setiap bulan juga berkirim barang ke Kuala Lumpur. “Terutama kalau ada model baru yang sedang laris disini. Mereka seperti tak mau ketinggalan. Pasti memesan,” ujar karyawan penunggu kios ini. 

Di Pasar Tasik di Lantai 5, ratusan pedang pakaian muslim menggelar dagangannya. Disebut Pasar Tasik, karena mayoritas pedagang berasal dari Tasikmalaya dan kota-kota lain di Jawa Barat. Dulunya mereka pedagang kaki lima di jalanan Tanah Abang, yang difasilitasi manajemen Thamrin City pindah ke Lantai 5. 

Dulu para pedagang tasik ini hanya bisa berdagang di hari Senin dan Kamis dalam sepekan di Tanah Abang, kini setelah pindah di Lantai 5 Thamrin City, setiap hari ratusan pedagang Pasar Tasik bisa ditemui. Pada Senin dan Kamis, suasana akan lebih ramai lagi karena banyak pedagang datang langsung dari Tasikmalaya. 

Mereka tidak hanya pedagang. Melainkan juga para pengusaha konveksi skala kecil. Masing-masing mempunyai label-nya sendiri-sendiri. Meski mereka juga melayani penjualan eceran di kiosnya, namun segmen utama mereka adalah melayani pembelanja grosiran. Yang membeli pakaian minimal satu kodi (berisi 20 potong pakaian). Seperti Yessi, meski kios tampak sederhana, jangkauan pasar mereka rata-rata Asean.

Dari sekitar 5.000 pedagang yang berjualan di trade mall Thamrin City, baik yang berjualan di kios maupun di lapak-lapak di sepanjang koridor mal, diperkirakan sepertiganya merupakan pedagang pakaian muslim. 

Dikunjungi 30.000 – 60.000 pengunjung setiap hati, menjadikan mal megah yang dikelola oleh TM Agung Podomoro ini, menjadi pusat perdagangan pakaian dan fashion muslim terbesar di Jakarta, bahkan mungkin Asia Tenggara. Menggeser Pasar Tanah Abang, yang lebih dulu dikenal sebagai pusat perdagangan pakaian muslim. Padahal, jarak kedua pusat perdagangan besar ini hanya beberapa ratus meter saja. 

Belanja di Thamrin City menyenangkan, karena suasana di dalam selalu bersih, nyaman, aman, AC-nya stabil adem sepanjang hari, membuat para pedagang dan pengunjung mal merasa kerasan. ***

Wahyuana