Wahyuana, Bekasi
Kalangan pengusaha kawasan industri menyatakan gembira atas keberhasilan pemilu. Johannes Archiadi, wakil ketua Himpunan Kawasan Industri (HKI), “kestabilan politik dan keamanan merupakan faktor penting bagi pertimbangan investor untuk masuk ke kawasan industri. Kalau pemilu ini berlangsung demokratis dan lancar. Kami mengharapkan arus investasi akan pulih kembali di tahun 2005 mendatang.” Yohannes Archiadi adalah Direktur PT. Besland Pertiwi yang mengelola 2.000 hektare Kawasan Industri Kota Bukit Indah, di Cikampek.
Sedangkan Hendra Lesmana, direktur PT. Bekasi Fajar Industrial Estate yang mengelola 1.200 hektare Kawasan Industri MM 2100 Industrial Town menyatakan, bahwa ia masih optimis dengan prospek investasi ke kawasan industri ke depan. “Selama ini ada beberapa pengusaha dari Korea yang menunda investasi karena melihat dulu kondisi keamanan dan politik. Kalau stabil, mereka berencana masuk pada tahun 2005,” ujar Hendra Lesmana, di sela-sela pemberian beasiswa alat-alat sekolah kepada 1.000 siswa SD/SMP se-kabupaten Bekasi, di kompleks Kawasan Industri Cibitung, Selasa, 27 Juli 2004. Pemberian beasiswa yang diserahkan secara langsung oleh Bupati Bekasi Saleh Manaf itu, dimaksudkan sebagai bentuk kepedulian pengelola Kawasan Industri MM 2100 untuk membantu dunia pendidikan di Bekasi.
Perkembangan bisnis kawasan industri di daerah Bekasi, meskipun lamban, ternyata masih tumbuh. Meskipun arus investasi ke Indonesia sering dikatakan menurun dibandingkan dengan tahun-tahun 1990-an, namun sejumlah pengelola kawasan industri di Bekasi, Karawang, dan Cikampek mengaku bisnisnya masih mengalami pertumbuhan yang bagus. “Memang tidak sebanding dengan era Golden Days tahun 1995-1996, dimana dalam setahun bisa puluhan industri masuk ke kawasan industri. Tetapi sekarang kondisinya masih tetap tumbuh baik, meskipun lamban” ujar Johannes.
Sampai pertengahan tahun ini, Kawasan Industri Kota Bukit Indah, mencatat ada 2 investor baru yang masuk membuka pabrik, yaitu PT. Honda dan PT. Hino, dari Jepang. Kedua perusahaan bergerak dalam bidang industri otomotif. Mengambil lahan seluas 20 hektare, dengan nilai investasi sampai sekitar Rp. 300 miliar. Dengan penambahan 2 industri baru ini, berarti sekarang ada 70 pabrik yang mendiami Kota Bukit Indah, dengan menyerap tenaga kerja sampai 13.000 tenaga kerja.
Sedangkan menurut Hendra Lesmana, MM 2100 Industrial Town, sampai pertengahan tahun ini mencatat ada 6 industri baru yang masuk dan beberapa perusahaan melakukan perluasan pabrik. “Lahan yang digunakan sekitar 11 hektare, dengan harga sewa US $ 55 per meter,” ujar Hendra Lesmana. Sejumlah industri juga tengah menanti ijin usaha dari BKPM (badan Koordinasi Penanaman Modal) untuk masuk ke MM2100.
Tjetjep Prasetya, Direktur PT. East Jakarta Industrial Park yang mengelola kawasan industri East Jakarta Industrial Park (EJIP), mengatakan bahwa kawasan industri yang dia kelola sudah stabil. “Sejak tahun 1995, kawasan industri kami sudah penuh, dengan diisi sekitar 86 industri,” ujarnya kepada The Jakarta Post via telepon. EJIP selama ini mendiami lahan seluas 320 hektare lahan di Cikarang, Bekasi. Sejumlah perusahaan besar mendiami komplek industri EJIP, seperti Aisin Indonesia, Epson Industry, Hitachi Power System, Toshiba, Mashushita Gobel Industry, dan NEC Semikonduktor Indonesia. “Industri di kompleks kami kebanyakan bergerak di bidang elektronik, sehingga minim terhadap limbah industri,” ujar Tjetjep. Untuk menghidupi perusahaannya, EJIP sekarang tinggal mengelola pemberian layanan seperti penyediaan listrik melalui PT. Cikarang Listrindo, penyediaan air, dan waste treatment, yang selama ini disediakan langsung oleh pengelola kawasan PT. EJIP. Sampai sekarang EJIP menampung tenaga kerja sampai 35.250 orang. Bagi Tjetjep Prasetya, prospek investasi di Indonesia sebenarnya tidak terlalu suram. “Jangan terlalu paranoid. Karena kawasan industri kami sampai sekarang tetap penuh,” ujarnya meyakinkan.
Daerah Bekasi, Karawang, sampai Cikampek, sampai saat ini memang masih merupakan daerah investasi industri yang menarik. Menurut data dari BKPMD (Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah) Jawa Barat, dari nilai investasi yang masuk ke Jawa Barat sebesar Rp. 10,8 triliun tahun 2003, sekitar 48 persen masuk ke kota dan kabupaten Bekasi. Sebagai daerah penyangga ibukota Jakarta, Bekasi, memang menyediakan prasarana yang baik bagi perkembangan industri. Terutama fasilitas jalan tol Jakarta-Cikampek.
Meskipun tumbuh dengan lambat, beberapa kawasan industri melakukan penambahan baru terhadap areal lahannya. Seperti perluasan kawasan industri Bekasi Fajar seluas 100 hektar dan perluasan Delta Technology Center II, milik Lippo Cikarang yang menambah pasokan bangunan industri seluas 2,5 hektar.
Menurut Fahmi Shahab, Direktur Eksekutif HKI, mengatakan bahwa dari data di HKI, sejumlah produk baru telah dikembangkan oleh para pengelola kawasan industri, agar kawasan industri tetap menarik. “Sekarang tidak cuma menjual lahan untuk industri. Tetapi juga menyewakan areal lahan untuk sewa jangka pendek 3 tahun. Juga beberapa menyewakan jasa pergudangan,” ujarnya. Kawasan industri PT. Jababeka, bahkan telah mengembangkan konsep kawasan industri tidak hanya sebagai zona industri, tetapi sudah mencakup pengembangan komunitas. Beberapa fasilitas non industrial, seperti perumahan karyawan murah, sarana olahraga, trade center, hotel, sarana wisata, tempat hiburan, sampai sekolah bertaraf internasional didirikan dia areal seluas 1.570 hektar di Cikarang. ***
Kawasan Industri di Bekasi
Nama Kawasan Industri | Nama Pengembang | Luas Area ( Hektare) | Industri Penghuni | Tenaga Kerja |
MM 2100 Industrial Town | PT. Bekasi Fajar Industrial Estate | 200 | 14 | 2.269 |
East Jakarta Industrial Park (EJIP) | PT. East Jakarta Industrial Park | 320 | 86 | 35.350 |
Kawasan Industri Gobel | PT. Gobel Dharma Nusantara | 54 | - | - |
Bekasi International Industrial City | PT. Hyundai Inti Development | 200 | 111 | 10.822 |
Kawasan Industri Jababeka Cikarang | PT. Kawasan Industri Jababeka Tbk. | 1.570 | 1.008 | 150.000 |
Lippo Cikarang Industrial Park | PT. Lippo Cikarang Tbk. | 1.000 | 306 | 13.350 |
MM 2100 Industrial Town | PT. Megalopolis Manunggal Ind. Dev. | 1.000 | 136 | 47.250 |
Patria Manunggal Industrial Estate | PT. Patria Manunggal Jaya | 220 | - | - |
| | 4.564 | 1.661 | 259.041 |
( data wawancara dan riset HKI )
1 comment:
e6j03p0d07 d3g62i7z02 y0u59o0i97 z7d61u6y37 s1s27o9k83 h9q59e4q36
Post a Comment