Sunday, September 10, 2017

HUT RI ke-72: Merawat Kemerdekaan, Merawat Perdamaian

Karnaval di Desa Cigugur Girang, Parongpong, Bandung Barat
Salah satu komitmen bangsa Indonesia dalam pernyataan kemerdekaannya, seperti tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, namun konflik dan peperangan masih terus berlangsung di Indonesia hingga 60 tahun paska kemerdekaan 1945. Situasi konflik itu baru berakhir pada 15 Agustus 2005, ketika Pemerintah Indonesia mengakhiri konflik Aceh melalui perjanjian Helsinki.

Yang sekaligus menandai era baru Indonesia Damai, karena setelah itu tidak ada lagi wilayah konflik bersenjata, atau wilayah yang berstatus darurat sipil maupun darurat militer.

Sejumlah masalah keamanan memang masih ada di sejumlah daerah di Indonesia saat ini, seperti di Poso dan Papua, namun semuanya dalam status tertib sipil, dimana polisi yang mengambil peran utama dalam menjaga dan mengatasi masalah gangguan keamanan di wilayah-wilayah tersebut.

Capaian Indonesia damai ini adalah suatu perkembangan baru dan penting dalam sejarah Indonesia, yang dulu-dulu tidak banyak diwacanakan akan bisa terjadi situasi negeri se-ideal sekarang.  Karena selama 60 tahun,  1945 – 2005, adanya area konflik dan peperangan di dalam negeri sendiri (konflik antar anak bangsa) seperti tak pernah absen. Selama 60 tahun itu, sudah menjadi sebuah kelaziman adanya wilayah konflik di Indonesia. Berita-berita serangan senjata dan kekerasan mematikan, nyaris menghiasi media pemberitaan setiap pekan. Sampai membentuk anggapan umum, adanya wilayah konflik di dalam negeri adalah sebuah hal yang biasa saja. Seperti juga terjadi di negara-negara lain.
Beberapa peristiwa konflik di Indonesia antara 1945 - 2005
1.       Perang Kemerdekaan
2.       Pemberontakan PKI Madiun
3.       Pemberontakan DI/TII
4.       Pemberontakan PRRI
5.       Pemberontakan Permesta
6.       Pemberontakan RMS
7.       Aksi Dwikora
8.       Pembebasan Papua Barat
9.       Invasi Timor Timur
10.   Gerakan Aceh Merdeka
11.   Peristiwa 65
12.   Operasi Militer Orde Baru
13.   Konflik Maluku
14.   Konflik Poso

Dari daftar konflik diatas, terlihat tidak semuanya berupa konflik vertikal antara sekelompok pemberontak melawan negara, tetapi juga ada sejumlah konflik horisontal dan konflik sosial. Yang menarik adalah pola penanganan konflik yang dimasa lalu, -dari 1949 hingga konflik-konflik era Orde Baru- biasanya ditangani dengan cara peperangan militer. Namun, sejak era reformasi 1998, konflik-konflik yang terjadi, diselesaikan dengan cara mencari solusi damai (resolusi konflik). Seperti adanya Perjanjian Malino I untuk mengatasi konflik sosial di Poso, Perjanjian Malino II untuk mengatasi konflik di Maluku, dan Perjanjian Helsinki untuk menyelesaikan konflik Aceh. Pendekatakan baru ini menunjukkan semakin dewasanya wacana politik dan resolusi konflik di Indonesia, sejalan dengan perkembangan iklim politik Indonesia yang semakin demokratis dan menghargai Hak Asasi Manusia.

Lantas, apa yang istimewa dari momentum peringatan Agustusan 2017 ini ? Selain bertepatan dengan peringatan Hari Ulang Tahun ke-72 tahun Indonesia Merdeka, Agustusan tahun ini juga bertepatan dengan 12 tahun Indonesia damai. Jika dibandingkan dengan upaya damai dan resolusi konflik di banyak negara lain di dunia, yang seringkali bersifat fragile dan berlarut-larut hingga memakan waktu lama. Perdamaian di Indonesia sangat berhasil dan berjalan semakin mantap. Ini menunjukkan bahwa semangat cinta tanah air dan rasa bangga sebagai bagian dari warga negara Indonesia masih cukup kuat. Meski sempat terjadi berbagai konflik berkepanjangan, negara bisa menyelesaikan dan menyatukan kembali seluruh elemen warga dalam satu bendera merah putih.

Upaya-upaya penyelesaian konflik secara damai itu banyak terjadi di era kekuasaan Presiden Bambang Yudhoyono. Ketika masa pemerintahan Presiden Yudhoyono  selama 2 periode itu berakhir  pada 2014, sempat muncul kekhawatiran upaya-upaya damai yang telah dirintisnya akan terabaikan kembali. Seperti contoh pengalaman yang banyak terjadi di negara-negara lain; beda pemimpin politik, kadang akan berbeda agenda politiknya. Namun, kekhawatiran itu ternyata tidak terbukti. Bahkan di era Presiden Joko Widodo yang telah berlangsung selama 3 tahun ini, agenda perdamaian Indonesia semakin kuat. Blusukan Presiden Jokowi ke daerah-daerah menunjukkan komitmen beliau terhadap kebijakan pendahulunya dalam mengupayakan perdamaian Indonesia.

Dalam masyarakat abad 21, konflik, apapun alasannya, -karena latar belakang politik, budaya, atau perebutan sumberdaya ekonomi- sesungguhnnya adalah tindakan yang sia-sia dan absurd belaka. Kehidupan manusia yang terkungkungi teknologi yang serba transparan, sesungguhnya adalah tidak ada lagi hal-hal yang bersifat rahasia, yang bisa menstimulasi munculnya konflik kekerasan. Dengan keterbukaan informasi dari setiap orang, kelompok, maupun negara, semua hal seharusnya bisa dikomunikasikan dan dicari cara-cara solusi damai tanpa harus berkonflik yang saling merugikan. Yang diperlukan hanya kesadaran dari semua pihak untuk saling merawat dan menjaga perdamaian.

Perdamaian dan Demokrasi
Namun begitu, dunia memang tak selalu seideal yang diharapkan. Tantangan-tantangan gangguan perdamaian baru, juga selalu muncul seiring perkembangan zaman. Kini, tantangan-tantangan itu bukan lagi semata berasal dari pergolakan-pergolakan ketidakpuasan daerah, melainkan melalui isu-isu seperti terorisme, intoleransi, politik identitas, ketidakadilan, dan keserakahan penguasaan sumberdaya ekonomi. Tantangan-tantangan ini sudah semestinya dihadapi dengan cara yang lebih baik, tanpa harus memundurkan demokrasi dan perdamaian yang telah tercapai. Demokrasi telah mengajarkan bahwa setiap masalah dan tantangan baru bisa ditemukan cara-cara solusinya, tanpa harus memundurkan perdamaian, harmoni, dan stabilitas  masyarakat. 

Di bulan Kemerdekaan RI ke-72 ini, selain diisi dengan acara mengenang kembali masa perjuangan kemerdekaan, juga harus diisi semangat dan komitmen merawat perdamaian dan demokrasi. ***

Wahyuana

Thursday, February 09, 2017

Saiful Botak, Sebuah Kisah Sukses Bersama Thamrin City


Pusat Batik Nusantara Thamrin City (Foto: beritasatu.com)
Jakarta – Kisah Saiful Batik Madura, atau sering dipanggil juga dengan Saiful Botak, yang berhasil mengembangkan bisnisnya dari 1 kios menjadi 5 kios dalam 7 tahun berjualan batik di Pusat Batik Nusantara (PBN) Thamrin City adalah sebuah kisah inspirasi luar biasa. 

Pada tahun 2009, Saiful CH yang berasal dari Desa Tanjungbumi, Tanjungbumi, Bangkalan, Madura, berangkat ke Jakarta dengan modal sekarung kain batik tulis dari ibunya. “Saya terprovokasi setelah melihat buku orang Jepang tentang seni Batik Indonesia. Kok, orang Jepang lebih pandai batik daripada saya, yang turun-temurun kakek nenek saya semuanya pembatik. Saya kemudian keluar dari kerja di tambang, karena kemudian pengin berdagang batik,” ujar Saiful yang plonthos total ini. 

Sesampai di Jakarta ia bingung, mau dikemanakan batiknya? Ia tak punya pengalaman berdagang. Beruntunglah, ia kemudian menemukan gedung Trade Mall Thamrin City, di Tanah Abang, Jakarta Pusat, yang baru mulai operasi. “Masih sepi malnya, saya pedagang pertama yang jualan batik di Lantai Dasar,” tambahnya.

Ia bagikan gratis sekarung batiknya kepada para pedagang di dekat lapaknya. Ia sama sekali tidak menyangka, setelah beberapa bulan, ternyata batiknya laku keras. Para pedagang meminta tambahan lagi. Ia pun kemudian meminta kiriman batik tambahan dari rumahnya di Bangkalan, karena memang ibunya merupakan juragan batik di Bangkalan, namun selama itu mereka tak pernah membayangkan pasar luar daerah, hanya memenuhi pasar lokal saja.

“Tahun 2010 – 2011 menjadi momentum yang baik, karena mal Thamrin City kemudian membuat program Pusat Batik Nusantara disini, pedagang batik menjadi semakin banyak disini, membuat pengunjung semakin ramai, dan ada banyak sekali program promosi batik. Kebetulan, diluar juga ada isu seni batik mau dicuri Malaysia, wah orang-orang kembali jadi perhatian sama batik, omset melonjak cepat,” ujar Saiful Botak. 

Dalam satu setengah tahun sejak memulai usaha, ia sudah bisa membeli kiosnya sendiri, bahkan menambah kios lagi.

Bermerek Batik Madura, batik produksi Saiful beragam, dari batik tulis hingga batik printing. Dari yang masih berupa lembaran kain, hingga yang sudah menjadi pakaian jadi. “Ada sekitar 3.000 pengrajin batik di Tanjung Bumi, ini hasil produksi mereka. Karena saya harus menghidupi banyak orang (karyawan dan pengrajin), disini tidak boleh ngutang,” ujarnya serius dari kiosnya di Lantai Dasar 1 Thamrin City, Senin (6/2).

Saiful merupakan salah satu pedagang batik kreatif. Berbagai produksi kreasi batiknya telah dikemas sesuai perkembangan zaman dan trend pasar. Di kiosnya, selain menjual batik formal lengan pendek dan lengan panjang bagi laki-laki, juga beragam batik untuk kaum perempuan dalam bentuk gamis, blues, dress, daster, rompi, hingga pakaian anak-anak. Ia pun tak mahal membagi ilmunya tentang ragam dan jenis batik di Indonesia, dan karakter khas Batik Madura yang biasanya berwarna kuat dan bertema lukisan tentang flora – fauna. Khas batik pesisiran. Banyak tokoh dan selebriti telah berfoto memakai batiknya, dari Ani Yudhoyono, Marzuki Alie, Presiden Jokowi, hingga artis dan turis dari Jepang dan Eropa. 

Dari kiosnya, ia menjual batik baik dalam skala eceran hingga grosiran. Satu lembar kain batik tulis dijual beragam dari Rp 500 ribu – 8 juta tergantung kualitas. Sedang pakain batik printing berupa pakaian jadi dijual beragam Rp 50 ribu – 550 ribu per potong. Pelanggan grosirnya dari Surabaya, Medan, Aceh, Kuala Lumpur, Bali, dan Makassar. “Tapi porsi terbesar dari para pekerja kantoran di Jakarta. Mereka kalo beli batik borongan,” ujarnya.

Menurut Saiful Botak, kemajuan bisnisnya tak lepas dari bantuan keseriusan TM Podomoro membangun Pusat Batik Nusantara di Thamrin City, yang kini merupakan pusat batik nusantara terbesar di Indonesia. 

“Harus diakui TM Podomoro sangat berjasa pada kami, mereka seringkali membuat program promosi batik, sehingga PBN menjadi semakin dikenal. Kini, sudah 20 sentra batik di Indonesia yang membuka kiosnya disini, tidak hanya Batik Madura. Itu membuat PBN sangat ramai. TM Podomoro bahkan sampai menjemput sendiri para pengrajin batik ke daerah-daerah agar mau berjualan disini. Karena sebagian besar pembatik kita itu, sudah cukup puas berjualan buat tetangga kanan-kirinya saja. Lha, gimana kita mau bersaing dengan Malaysia yang sudah sangat maju cara berdagangnya. Makanya kami sangat terima kasih kepada TM Podomoro yang telah membuat PBN. Tahun 2017 ini berusia 7 tahun, semoga akan bertahan hingga 70 tahun kedepan,” ujar Saiful semangat. 

Manager Public Relation Thamrin City, Sindiwaty Mastra, mengatakan Saiful Botak pemilik kios Batik Madura memang merupakan salah satu pedagang pioner yang berjualan batik di Thamrin City. “Ya kami berkembang bersama. Tumbuh bersama. Usaha Pak Saiful semakin maju seiring dengan semakin berkembangnya PBN, yang kini telah mengkoleksi hampir semua sentra batik dari seluruh penjuru Nusantara,” ujar Sindiwaty Mastra, Senin (6/2). ***

Wahyuana

TM Plaza Kenari Mas: Surga Berburu Kunci, Lampu Kristal, dan Sanitari


Trade mall Plaza Kenari Mas (Foto: pegipegi.com)
Jakarta – Setelah direnovasi oleh TM Agung Podomoro pada 2014 lalu, Trade Mall Plaza Kenari Mas, di Jalan Kramat Raya, Salemba, Jakarta Pusat, kini menjadi pusat pertokoan yang tidak hanya nyaman untuk belanja, tetapi juga untuk jalan-jalan dan destinasi hang-out. 

Lorong-lorong mal selain bersih dan tertata rapi, AC-nya juga selalu terjaga dingin. Jauh, dari kesan pusat pertokoan barang material dan peralatan teknik yang cenderung kotor, berdebu, dan banyak barang bertebaran tak terurus. 

“Sekarang saya jadi kerasan kerja disini. Dulu pengap,” ujar Sandi, karyawan di salah satu toko lampu kristal dan lampu hias di Lantai LG. 

Trade mall ini spesialis menjual produk-produk elektrik, elektronika, sanitari, safety & security, lighting, dan lain-lain. Surga bagi kamu yang tengah berburu barang-barang seperti aneka jenis kunci untuk rumah hingga pergudangan, aneka jenis lampu kristal dan lampu hias, produk-produk sanitari seperti kran dan shower mandi, alat-alat dapur seperti kompor gas dan alat masak lain, alat rumah tangga, handle pintu, pompa air, kabel-kabel, selang, AC, alat pembersih rumah tangga, eletronik dan gadget, dan juga produk-produk peralatan teknik. 


Menempati gedung 9 lantai, 6 lantai sudah beroperasi, 3 lantai diatas masih dalam perbaikan. Dihuni sekitar 300 kios setiap lantai, kini sekitar 2.000 kios membuka usaha di mal ini. Baik melayani pembelian eceran maupun belanja grosir. “Rata-rata jumlah pengunjung pada 2016 25.000 – 30.000 per hari. Tahun ini, ditargetkan meningkat 30 persen antara 35.000 – 40.000 per hari,” ujar Marketing Manajer Plaza Kenari Mas, Michael Wijaya.


Selain penjualan reguler, juga hampir setiap pekan digelar bazaar dan program diskon besar-besaran untuk produk-produk tertentu. Seperti saat kami kunjungi pada Sabtu (4/2), di Hall Pameran Plaza Kenari Mas, Lantai LG, sedang digelar bazaar dan pameran produk-produk kunci berbagai jenis, bentuk, ukuran, dan spesialisasi penggunaanya, dari kunci merek Paloma. Bazaar yang berlangsung hingga 2 pekan itu, menawarkan diskon hingga 60 persen untuk beberapa jenis kunci. Kunci merek Paloma sangat terkenal di dunia dan paling dicari.


Kios lain di Lantai LG, seperti Depo Listrik yang menjual segala peralatan jaringan listrik mulai stop kontak, kabel, lampu, hingga isolator. Kios Cahaya Terang yang spesialis menjual berbagai bentuk lampu kristal dan lampu hias untuk ruangan. Kios Mega Cetro menjual berbagai jenis dan ukuran kabel. Kios Rahayu menjual berbagai jenis peralatan dari bahan karet (rubber). Kios Cozy Home menjual berbagai desain lampu kristal dan lampu hias.

Di Lantai 1, terdapat kios Phillips yang menjual semua bentuk lampu LED merek Phillips. Kios Goldstar Hardware, Depo Kunci, dan Gerai Kunci, yang ketiga-nya menjual berbagai bentuk dan jenis kunci, terutama kunci-kunci merek Paloma dan Goldstar. 

Di Lantai 2, salah satu kios yang selalu ramai yakni kios Mitra Panel Surya yang menjual berbagai peralatan dibidang penyediaan listrik tenaga surya. Sedangkan di Lantai 3, terdapat supermarket berbagai barang elektrik dan sanitari yakni Ikkimura Super Store. Di Ikkimura ini berbagai peralatan kamar mandi dan alat rumah tangga seperti kran, shower, dudukan toilet, handel pintu, alat pembersih ruang, AC, dan lain-lain ditawarkan dengan harga miring.  

Sedang di Lantai 4 terdapat Plaza Kenari Mas Foodcourt yang cukup ramai, dan layak untuk tempat nongkrong maupun untuk lokasi meeting bersama kolega bisnis. Terdapat sekitar 20 kios makanan yang menjual berbagai jenis masakan nasional di dalam area foodcourt. Separuh lantai ini, sedang diperbaikin untuk perluasan area foodcourt. “Jadi, masih tersedia ruang bagi yang ingin berbisnis kuliner disini, ramai lho,” staf marketing Plaza Kenari Mas. 

Terletak di lokasi yang strategis, yakni di Jalan Kramat Raya, Salemba, trade mall ini gampang ditempuh dari seluruh penjuru Jadebotabek. Berada di dekat jalur busway, pengunjung bisa naik busway dan turun di Halte Pasar Kenari, kemudian jalan kaki sekitar 50 meter ke halaman Plaza Kenari. Pengunjung juga bisa naik kendaraan umum Mikrolet Nomor 01 jurusan Kampung Melayu – Pasar Senen dan kemudian turun tepat di Halte Pasar Kenari. 

Brand-brand terkenal seperti TOTO (alat sanitari), Phillips (lampu LED), Samsung (gadget dan AC), Osram (lampu LED), Ariston (alat rumah tangga), Panasonic (lampu & AC), American Standard (alat rumah tangga), Artolite, Everlight, Nero, Krisbow, Megaman, dan lain-lain, dapat ditemui disini.

“Pembelinya tidak hanya dari Jakarta, tetapi juga dari berbagai kota di Indonesia. Baik untuk pembelian eceran maupun grosir. Kadang juga ada orang dari Malaysia, Singapura, China, Korea, dan Australia yang belanja kesini. Pada beberapa produk, harga kami disini jauh lebih murah,” ujar salah seorang pedagang di Plaza Kenari Mas. ***

Wahyuana