Monday, December 12, 2005

Pasar Elektronik Telepon Seluler Masih Terbuka Lebar

Oleh : Wahyuana

Berbeda dengan negara lain, dimana trend teknologi telepon seluler atau mobile phone menjadi peralatan tambahan dari penggunaan telepon rumah tangga yang lebih dominan. Di Indonesia, karena rendahnya kapasitas terpasang telepon rumah tangga, kehadiran telepon seluler betul-betul menjadi bom bagi pemenuhan pasar komunikasi telepon. Mulai dari tukang ojek sampai pejabat sekarang semua mempunyai handphone. Diperkirakan tingkat pertumbuhannya sampai 65,5% per tahun. Sampai akhir tahun 2005 ini sekitar 40 juta – 45 juta orang Indonesia akan memakai handphone (lihat tabel 1). Dan sampai tahun 2008 diperkirakan jumlah pemakai akan sampai sekitar 60 juta pemakai.

Hal lain yang mendorong pesatnya perumbuhan penggunaan handphone di Indonesia adalah upaya para operator seluler dalam berkompetisi untuk menarik pelanggan, baik dalam persaingan harga yang lebih murah maupun penyediaan fitur-fitur tambahan dalam fasilitas handphone.

Dalam hal harga, operator seluler Indonesia berlomba menyediakan paket murah yang diperuntukkan bagi kelompok menengah kebawah, seperti penjualan kartu perdana dengan harga sangat murah disertai bonus pulsa. Sedang berbagai fitur-fitur tambahan seperti SMS (Short Messagge Service), MMS (Multi Media Service), instant internet, turbo internet, GPRS/EDGE, WAP, Radio, web, camera, MP3, sampai photografi. Perkembangan pasar seluler menjadi betul-betul dinamis.

Pasar telepon seluler di Indonesia didominasi oleh tiga operator seluler GSM yaitu Telkomsel, Indosat, dan Excelkomindo. Ketika operator ini menguasai hampir 90% pasar seluler, sedangkan sisanya dikuasai oleh operator lain seperti CDMA dan PSN (Operator telepon satelit)... (continued...)

More article in Japanese with tables and figure was published at JIEF Magazine

Peluang Pasar Elektronik di Indonesia

Oleh : Wahyuana


Faktor populasi jumlah penduduk menjadi magnet utama bagi perusahaan elektronik global melirik pasar Indonesia. Dengan jumlah penduduk 210 juta orang, konsumsi pasar elektronik mencapai omset sekitar Rp. 30 trilyun per tahun, dari perkiraan ceruk potensial pasar sebesar Rp. 50 trilyun per tahun. Suatu peluang bisnis yang menggiurkan.

Sebagian besar konsumsi pasar juga masih belum beranjak dari produk-produk elektronik dengan teknologi menengah yang mencakup audio-video, produk alat-alat rumah tangga (home appliances) dan home automation. Yang pasarnya diperkirakan tumbuh antara 15-20 persen per tahun.

Produk audio-video yang menguasai pasar seperti Televisi, VCD (Video Compact Disk), DVD (Digital Video Disk), VCR (Video Cassette Recorder), Mini Compo, elektronik games, radio kaset, peralatan communications, dan audio-video assesoris mobil. Sedangkan produk home appliances dan home automation seperti kulkas, mesin cuci, rice cooker, blender, mixer, micro oven, AC, bohlam, organ elektrik, kipas angin, baterai, pompa air, sampai heater.

Konsumsi lokal di Indonesia memang masih dikuasai oleh konsumen produk dengan standar harga ekonomis. Daya beli untuk kategori produk ini masih sangat tinggi dibanding produk luxury dengan teknologi tinggi.

Dari sekitar 54 juta jumlah rumah tangga di Indonesia, sampai saat ini jumlah rumah tangga yang memiliki televisi diperkirakan baru sekitar 56 persen, kulkas sekitar 16,8 persen, refrigeran (AC) 1,7 persen, mesin cuci 2,9 persen, seterika 21,3 persen, kipas angin 32 persen, dan pompa air baru sekitar 22,3 persen. Sehingga peluang ini membuka lebar pintu investasi industri elektronik teknologi menengah yang di beberapa negara lain sudah tidak diproduksi lagi... (continued...)

More article in Japanese with figure and tables was published at JIEF Magazine