Pusat Batik Nusantara Thamrin City (Foto: beritasatu.com) |
Pada tahun 2009, Saiful CH yang berasal dari Desa
Tanjungbumi, Tanjungbumi, Bangkalan, Madura, berangkat ke Jakarta dengan modal sekarung
kain batik tulis dari ibunya. “Saya terprovokasi setelah melihat buku orang
Jepang tentang seni Batik Indonesia. Kok, orang Jepang lebih pandai batik
daripada saya, yang turun-temurun kakek nenek saya semuanya pembatik. Saya
kemudian keluar dari kerja di tambang, karena kemudian pengin berdagang batik,”
ujar Saiful yang plonthos total ini.
Sesampai di Jakarta ia bingung, mau
dikemanakan batiknya? Ia tak punya pengalaman berdagang. Beruntunglah, ia
kemudian menemukan gedung Trade Mall Thamrin City, di Tanah Abang, Jakarta
Pusat, yang baru mulai operasi. “Masih sepi malnya, saya pedagang pertama yang
jualan batik di Lantai Dasar,” tambahnya.
Ia bagikan gratis sekarung batiknya kepada para
pedagang di dekat lapaknya. Ia sama sekali tidak menyangka, setelah beberapa
bulan, ternyata batiknya laku keras. Para pedagang meminta tambahan lagi. Ia
pun kemudian meminta kiriman batik tambahan dari rumahnya di Bangkalan, karena
memang ibunya merupakan juragan batik di Bangkalan, namun selama itu mereka tak
pernah membayangkan pasar luar daerah, hanya memenuhi pasar lokal saja.
“Tahun 2010 – 2011 menjadi momentum yang baik,
karena mal Thamrin City kemudian membuat program Pusat Batik Nusantara disini,
pedagang batik menjadi semakin banyak disini, membuat pengunjung semakin ramai,
dan ada banyak sekali program promosi batik. Kebetulan, diluar juga ada isu seni batik mau dicuri Malaysia, wah orang-orang
kembali jadi perhatian sama batik, omset melonjak cepat,” ujar Saiful Botak.
Dalam satu setengah tahun sejak memulai usaha, ia sudah bisa membeli kiosnya
sendiri, bahkan menambah kios lagi.
Bermerek Batik Madura, batik produksi Saiful
beragam, dari batik tulis hingga batik printing. Dari yang masih berupa
lembaran kain, hingga yang sudah menjadi pakaian jadi. “Ada sekitar 3.000
pengrajin batik di Tanjung Bumi, ini hasil produksi mereka. Karena saya harus
menghidupi banyak orang (karyawan dan pengrajin), disini tidak boleh ngutang,” ujarnya serius dari kiosnya di
Lantai Dasar 1 Thamrin City, Senin (6/2).
Saiful merupakan salah satu pedagang batik kreatif.
Berbagai produksi kreasi batiknya telah dikemas sesuai perkembangan zaman dan trend pasar. Di kiosnya, selain menjual
batik formal lengan pendek dan lengan panjang bagi laki-laki, juga beragam
batik untuk kaum perempuan dalam bentuk gamis,
blues, dress, daster, rompi, hingga
pakaian anak-anak. Ia pun tak mahal membagi ilmunya tentang ragam dan jenis
batik di Indonesia, dan karakter khas Batik Madura yang biasanya berwarna kuat
dan bertema lukisan tentang flora – fauna. Khas batik pesisiran. Banyak tokoh
dan selebriti telah berfoto memakai batiknya, dari Ani Yudhoyono, Marzuki Alie,
Presiden Jokowi, hingga artis dan turis dari Jepang dan Eropa.
Dari kiosnya, ia menjual batik baik dalam skala
eceran hingga grosiran. Satu lembar kain batik tulis dijual beragam dari Rp 500
ribu – 8 juta tergantung kualitas. Sedang pakain batik printing berupa pakaian
jadi dijual beragam Rp 50 ribu – 550 ribu per potong. Pelanggan grosirnya dari
Surabaya, Medan, Aceh, Kuala Lumpur, Bali, dan Makassar. “Tapi porsi terbesar
dari para pekerja kantoran di Jakarta. Mereka kalo beli batik borongan,” ujarnya.
Menurut Saiful Botak, kemajuan bisnisnya tak lepas
dari bantuan keseriusan TM Podomoro membangun Pusat Batik Nusantara di Thamrin
City, yang kini merupakan pusat batik nusantara terbesar di Indonesia.
“Harus
diakui TM Podomoro sangat berjasa pada kami, mereka seringkali membuat program
promosi batik, sehingga PBN menjadi semakin dikenal. Kini, sudah 20 sentra
batik di Indonesia yang membuka kiosnya disini, tidak hanya Batik Madura. Itu
membuat PBN sangat ramai. TM Podomoro bahkan sampai menjemput sendiri para
pengrajin batik ke daerah-daerah agar mau berjualan disini. Karena sebagian
besar pembatik kita itu, sudah cukup puas berjualan buat tetangga kanan-kirinya
saja. Lha, gimana kita mau bersaing
dengan Malaysia yang sudah sangat maju cara berdagangnya. Makanya kami sangat
terima kasih kepada TM Podomoro yang telah membuat PBN. Tahun 2017 ini berusia
7 tahun, semoga akan bertahan hingga 70 tahun kedepan,” ujar Saiful semangat.
Wahyuana